Berani melawan keraguan
Ketika sang penempuh jalan mencapai pintu-pintu spiritualitas, maka perolehan di wilayah-wilayah sudut beranda tak boleh satupun dilepaskan. Keberimbangan antara syariat-tarikat-hakikat-makrifat, haruslah benar-benar dijaga keutuhannya. Karena syariat-syariat yang seimbang dengan hakikat-makrifat inilah, nantinya yang banyak berperan untuk mengantisipasi dari munculnya berbagai persoalan di wilayah pintu spiritualitas ini.
Demikian pula dengan tarik ulur antara hablum-minallah dan hablum-minannas, hendaknya dapat dipadukan dan diposisikan pada proporsionalitas wilayahnya masing-masing. Sebab, terfokusnya potensialitas itulah yang kelak juga akan mengarifi dari setiap titik ketidakberimbangan yang bermunculan di ruangan ini. Dengan pembagian kerja di arenanya masing-masing maka kesilapan terjadi akibat jumbuhnya ruang-ruang spiritualitas akan segera dapat di antisipasinya dengan bijak. Dengan begitu keseimbangan antara tugas-tugas kekhalifahan dan tanggun jawab kehambaan, akan senantiasa dapat di jaga secara terpadu keterpaduan tersebut harus pula diiringi dengan kemasan symbol-simbol dan bahasa kekinian.
Sebab, tanpa itu semua maka sang penempuh jalan spiritualitas akan sia-sia melanjutkan perjalanan spiritualitasnya. Dengan kata lain, penjajakan di ruang pintu-pintu ini akan menjadi sesuatu yang mustahil, apabila sang penempuh jalan tidak memiliki bekal penguasaan di wilayah-wilayah beranda spiritualitas. Karena di ruang ini, banyak skali jalan persimpangan yang harus dilalui oleh para penempuh jalan spiritualitas.
0 komentar:
Posting Komentar