Ketika seorang manusia merasa kehilangan,entah itu materi atau non materi pasti manusia akan mengalami guncangan psikologi. Entah itu sebuah murka,kelabilan menghadapi sesuatu,atau bisa saja depresi yang berjangka atau berkepanjangan. mengapa saya membahas ini dalam penulisan pertama saya karena ini sebuah tinjauan atau sebuah pembelajaran dalam hidup akan berharganya sebuah pengalaman,agar tidak menjadi sebuah lubang besar yang menghalangi langkah seorang manusia untuk melanjutkan perjuangan intelek untuk keluar dari padang gersang yang disebut ketidaktahuan.
Pertama saya ingin memperkenalkan diri, nama saya Dio dyantara,saya terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di makassar dan mengambil jurusan ilmu hukum. Mungkin kelihatan aneh ketika pembaca yang saya hormati membaca tulisan pertama saya ini.
Seorang manusia yang merasa kehilangan apakah itu berupa barang yang berbentuk materi atau non materi akan menunjukkan sebuah sikap atau perilaku yang tidak pernah kita lihat biasanya. Dari yang pernah saya alami sebelumnya ketika kehilangan benda dan mungkin benda itu di mata pembaca bukan merupakan benda yang penting. Tapi benda itu sangat berharga di mata saya,dan dampak yang saya terima karena kehilangan itu adalah sebuah depresi yang entah berjangka atau berkepanjangan, sebab di sisi lain tuntutan orang tua yang mendidik agar tidak teledor serta amarah orang tua yang membuat diri dan pikiran ini terbebani diikuti rasa takut akan bertemu beliau. Ini salah satu bentuk guncangan psikologi yang terjadi pada diri saya sendiri ketika mengalami sebuah musibah. Hal ini pun terjadi pada teman yang merasakan kehilangan sebuah barang itu. Ada yang mengeluarkan emosi,stress,pusing,dan labil akan sesuatu. Sepanjang ini jujur saja saya belum bisa merelakan sepenuhya barang yang hilang itu. Yang saya takutkan itu adalah orang tua yang punya didikan keras terhadap saya yang memicu stres menghuni kepalaku ini, itulah sebab mengapa saya sampai saat ini belum menghentikan ikhtiar untuk mendapatkan barang yang hilang itu. Sekalipun itu jalan yang memang agak aneh didengar orang kebanyakan.
Sedikit kita menengok pada sebuah teori psikology dalam buku prospect theory yang di buat oleh Daniel kahneman yaitu menjelaskan bahwa secara umum manusia akan lebih merasa sakit jika kehilangan sesuatu daripada gagal ketika berusaha memperoleh sesuatu itu. Secara psikologis, kehilangan dirasa lebih berat daripada gagal mendapatkan sesuatu yang baru. Seseorang akan jauh merasa sedih kehilangan uang daripada gagal memperolehnya meskipun dalam jumlah yang sama. Contoh sederhana seseorang yang sedang menjalin hubungan khusus perasaan atau bisa juga kita katakan berpacaran. Seseorang akan merasa sakit ketika di tinggalkan pujaan hatinya sebaliknya juga seseorang ada orang yang merasa tegar bahkan berjuang terus pantang menyerah meskipun kegagalan cintanya tidak terhitung oleh jari jari kita. Nah, inilah fakta psikologis yang menunjukkan bahwa otak kita sebagai seorang manusia memandang kehilangan itu lebih berat ketimbang usaha mendapatkan sesuatu yang baru.
Dengan melihat kembali kepada apa yang dikemukakan Daniel Kahneman. Ini merupakan kabar baik bagi para manusia yang berjuang untuk sesuatu. Bahwa ternyata resiko kegagalan dalam meraih sesuatu jauh lebih ringan rasa sakitnya ketimbang kehilangan sesuatu itu. Ini bukan berarti kita harus menghindari rasa kehilangan. Bagaimana mungkin ini bisa kita hindari selama hidup? Maka jika rasa kehilangan itu terjadi, harus segera diberi ‘obat penawar rasa sakit’-nya dengan cara pandang bahwa apapun yang kita miliki hanyalah titipan dari Sang Pemilik Yang Sejati. Dengan demikian, fakta psikologis tentang betapa menyakitkannya rasa kehilangan, seperti kata Daniel Kahneman, memperoleh solusinya dari apa yang kita yakini sebagai ajaran dari Allah SWT. Sedangkan resiko kecil dari beribu kegagalan paralel dengan pepatah dari negeri timur ‘Man Jadda Wajada’ ( Barangsiapa yang bertekad kuat pasti dapat ). Kalau rasa kehilangan lebih menyakitkan daripada kegagalan, maka jangan pernah merasa memiliki segala sesuatu secara berlebihan. Kalau kegagalan lebih ringan sakitnya daripada rasa kehilangan, maka tetaplah bersemangat untuk selalu mencoba demi sesuatu yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar